Tuesday, September 21, 2010

Gatot Subroto Pukul 5 Sore

Hujan masih mengguyur Jakarta sejak siang hingga sore. dari balik jendela lantai 8 kulihat deretan kendaraan yang merayap pelan berusaha menembus kemacetan ditengah guyuran hujan. jakarta macet!! hufff.... cerita lama, kawan mana di nusantara ini yang tak tahu kalo jakarta identik dengan macet, ini jakarta bung!!! yah seperti itulah kira-kira.

pukul 5 sore, beberapa teman langsung berlari ke mesin absen, turun ke basement parkir, menyalakan kontak starter, tancap gas dan bersabar dengan kemacetan. beberapa lagi tetap duduk di kursinya, menunggu magrib tiba katanya, sambil berharap saat itu jalanan sudah mulai bersahabat.

hujan sudah reda. kuambil sepedaku dan mulai menggowes mengukur jalan. jalan protokol yang lebar itu serasa sempit oleh berbagai macam kendaraan yang rapat berjejer terjebak macet diatasnya. tahukah kawan..kemacetan membuat konsumsi bahan bakar meningkat, bahan bakar meningkat maka otomatis polusi bertambah, polusi bertambah mengakibatkan suhu bumi naik, kalo suhu bumi naik maka es abadi jadi lebih cepat mencair, kalau sudah begitu maka tenggelamlah kita. hemm....andaikan saja semua orang yang ada di jalan ini naik sepeda.

Wednesday, July 28, 2010

manjakan aku dengan rinjani-Mu

akhirya setelah lima hari berada di pulau lombok aq kembali lagi ke jakarta. kembali ke rutinitas sebagai pencari nafkah untuk diriku sendiri (ya namanya juga masih single) :). dalam kepalaku masih terbayang jelas setiap momen dalam perjalanan yang ku lalui untuk menggapai puncak gunung berapi tertinggi kedua diindonesia.

berawal dari kerinduan untuk bermain dialam bebas, aku menerima ajakan seniorku di dunia pendakian, sebut saja namanya teh epik, untuk mendaki gunung rinjani di pulau lombok nusa tenggara barat. gunung rinjani ini sering kudengar dari kawan-kawan yang pernah kesana kabarnya memiliki panorama yang luar biasa indah.

sempat ketar-ketir untuk urusan cuti, alhamdulillah semua cuti di approval oleh atasan yang baik hati, termasuk izin untuk pulang cepat pada kamis siang(I love u BOss). berangkat dari kos dengan menggunakan bis jurusan blok M aku turun di pull damri, dari sini aku bersama teman satu timku franklin menuju bandara soetta menggunakan bis DAMRI. sampai di soetta ternya rio yang datang dari cilegon sudah menunggu, kemudian datang berturut-turut epik dan erwin. setelah meyelesaikan urusan chek-in dan bagasi kami sempatkan mengisi perut terlebih dahulu di solar*a.

penerbangan soekarno-hatta (cengkareng) - ampenan(mataram) menggunakan pesawat Li*n air. dengan resiko ngga dapat snacks airlines ini lumayan murah . sampai di mataram kami langsung disambut oleh chandra yang datang dari flores dan telah tiba terlebih dahulu di mataram, selain itu ada juga locker dan cubon, duo lokal dari oasistala yang akan mengguide kami selama pendakian ke rinjani. dengan menumpang mobil yang sudah di siapkan oleh locker kami menuju kecamatan selong kabupaten lombok timur dan singgah sejenak di markas oasistala untuk say hello dan berkenalan dengan kawan-kawan dari oasistala. setelah puas mengobrol dengan para penghuni markas kami langsung bergegas ke basecamp gema alam yang menjadi tempat peristirahatan kami malam itu.

paginya kami berbelanja logistik kemudian packing dan bersiap untuk berangkat. mobil angkot yang dikenal dengan sebutan "carry pindang" mengantarkan kami sampai ke pasar aikmel. disini kami berganti kendaraan dengan mobil pick up jurusan desa sembalun. jalan menuju sembalun tergolong bagus untuk ukurannya, dikanan kiri jalan yang berkelok-kelok mendaki kita bisa melihat perkebunan, kemudian hutan dan monyet2nya yang lucu yang turun ke jalan. kita juga disuguhi pemandangan indah dari lereng-lereng perbukitan yang mengelilingi desa sembalun.

pelawangan sembalun
sampai di sembalun sekitar jam setengah satu siang. setelah solat dan ritual doa bersama kami mulai melangkahkan kaki memasuki areal lereng gunung. padang savana menyambut kami,kemudian melewati hutan dan kembali savana menghampar di depan mata, waktu semakin sore dan kami pun mendirikan tenda di pos II. dari pos II ke pos III kami masih menyusuri sabana dengan jalur yang landai. lepas dari pos III jalan mulai mendaki naik turun bukit sampai ke bukit terakhir yang dinamakan bukit plawangan sembalun. dari sini kita bisa melihat danau segara anak dan gunung agung bali di kejauhan arah barat. kami mendirikan tenda disini.

02.00 WIT. summit attack. hawa dingin dan angin yang kencang menerpa tenda jelas-jelas membuat malas keluar dari gulungan sleeping bag yang nyaman. menghindari resiko kesiangan dan kepanasan di puncak ya dipaksakan saja memakai sepatu, pakai jaket, pakai celana lapangan. secangkir kopi hangat dan sebongkah roti mengawali perjalanan pagi ini menuju puncak. jalur pendakian dari plawangan sembalun ke puncak merupakan jalan mendatar setapak yang kanan-kirinya adalah jurang, beberapa meter menjelang puncak jalanan mulai menanjak, pasir muntahan aktifitas vulkanologi gunung Rinjani menjadi pijakan, tidak stabil.

kaki ini sudah menyentuh puncak pada saat fajar mulai tampak. para pendaki yang sudah berada di puncak mulai mengatur tempat duduk bersiap-siap menyaksikan momen luar biasa bernama Sunrise alias matahari terbit. perlahan namun pasti sang mentari menampakkan diri tanpa malu-malu, mungkin karena sudah terlalu sering dia melakukan aktifitas sunrise setiap harinya. indah..sangat indah. terlihat puncak gunung Agung dan gunung semeru menyembul diatas awan.

puncak
selesai acara nobar Sunrise dilanjutkan acara foto-foto narsis.. angin masih kuat berhembus tapi jangan sampai semangat berfoto ikut terhembus :).

puas menikmati panorama fantastis dari puncak aku bergegas turun. segara anakan sudah menanti untuk di kunjungi. dari plawangan sembalun berjalan turun menyusuri jalanan yang kadang tertutup kabut. setengah jam berjalan pinggiran segara anakan sudah dicapai. sejuk dan damai, serasa merdeka, serasa orang paling sukses di dunia.

di tengah segara anakan  terdapat gunung jari, sebuah gunung baru hasil aktivitas vulkanik yang masih aktif seperti induknya. tenda kembali digelar, kompor dinyalakan, kopi diseduh, ambil gitar dan kita bernyanyi ala richard and the gilis:

lombok I love you
manjakan aku dengan alam mu 
lombok I love you
semai rinduku untuk kembali lagi


Wednesday, June 2, 2010

Balada Sang penjaga Mercusuar


Namanya Pak Irno, Aku bertemu dengannya saat aku bersama rombongan Banten Backpaker mengadakan trip ke taman nasional ujung kulon yang berlokasi di ujung barat pulau jawa. Usianya kutaksir diatas 50 tahun.

Pak Irno bertugas menjaga mercusuar di tanjung layar sebuah lokasi yang bisa dibilang titik 0 km pulau jawa dari barat. Pak Irno bilang kalo Dia dari angkatan laut dan sudah lama bertugas di ujungkulon sehingga banyak orang-orang lokal memanggilnya dengan sebutan "marinir ujung kulon" dengan nada bercanda tentunya.


Walau bekerja di tengah2 lingkungan yang Sunyi tidak membuat Pak Irno mundur dari pekerjaannya. saat itu sudah 2 bulan pak Irno ditinggalkan rekan kerjanya yang sakit, sehingga jatah shift temannya itu harus dia gantikan. semakin lamalah anak-istri dia tinggalkan di kampung halaman.

saat aku mampir ke lokasi tempatnya bekerja, aku bisa membayangkan bagaimana sunyinya saat malam. Jauh dari keluarga dan teman2, dikelilingi hutan lebat dan laut. aku lihat di dalam kamarnya hanya terdapat botol2 bekas aqua berisi cadangan beras, baju dinas yang digantung dan seranjang kasur tua.


"mercusuar ini buatan perancis, mercusuar yang asli buatan Portugal sudah lama rusak" kata pak Irno "kalo buatan indonesia menaranya lurus, kalo perancis ada pinggangnya" lanjutnya. dalam hati aku bertanya kenapa bukan buatan Indonesia???. Yang jelas menurutku pekerjaan Pak Irno ini sangat menguras mental, tidak banyak orang yang mau melakukannya. Semoga Pak Irno selalu di berikan kesehatan, keselamtan, kebahagiaan dan keberkahan.

Introduction

belajar menceritakan peristiwa sekitar lewat tulisan