Wednesday, March 27, 2013

Ternate di kaki Gamalama

kota yang semasa jayanya mendominasi politik dan ekonomi di nusantara ini terletak di kaki gunung Gamalama yang puncaknya merupakan titik tertinggi di pulau yang namanya menjadi nama kota, Ternate.
dilihat dari jauh bentuk pulaunya seperti pucuk topi kerucut tahun baru.

Di pelabuhan Sofifi dengan latar Pulau Ternate dan Tidore

menuju ternate dari tobelo saya memilih lewat jalan darat menuju ibukota provinsi  Maluku Utara Sofifi. untuk kemudian berlayar menyebrangi selat Halmahera via speedboat. Kondisi aspal mulus berkombinasi dengan liuk-liuk perbukitan dan nyiur melambai dikanan kiri kiranya gambaran yang pas untuk menggambarkan jalan darat yang dilewati. dari Tobelo anda bisa naik travel dengan tarif Rp.100.000.



Tancap gas di selat Halmahera
Tarif Speedboat menuju Ternate dari Sofifi cukup Rp.50.000. saja, saya lupa apakah itu sudah termasuk asuransi, karena seingat saya tidak ada karcis. pepatah bilang "bayar cuma lima puluh ribu kok minta asuransi" :P. Ombak yang agak bersahabat dipadu kapten kapal yang cuma tau injak gas membuat durasi perjalanan sesuai jadwal: satu jam sajah.



di ternate dengan diantar kawan satu korps dimulailah Tour de Ternate. tempat pertama yang disinggahi adalah.....Hotel!!! yup, mandi cuci kakus dulu biar ngga bau dan bikin malu. next, melihat keraton ternate dari luar pagar :'(, kami malas rasanya masuk kedalam mengingat sempitnya waktu yang kami punya
gerbang masuk keraton ternate

snorkeling di Pantai Sulamahada


 merasa puas dengan hanya mejeng di depan gerbang kami lanjut ke pantai sulamahada untuk snorkeling. pantai sulamahada memiliki pasir hitam dan di salah satu sudutnya  terdapat laguna tersembunyi dimana di bawahnya ikan-ikan warna-warni dan koral-koral hampir musnah dihantam lalu lalang kapal.
kawasan Batu Angus


salah satu sudut benteng Tolukko


  

puas ngobrol-ngobrol ama ikan, perjalanan dilanjutkan ke kawasan batu angus. batu-batu disini merupakan bagian dari lahar muntahan gunung gamalama yang mengering. darisini panorama puncak gunung sangat jelas terlihat... Indah.








tujuan terakhir benteng Tolukko. benteng ini dibangun oleh seorang portugis bernama Francisco Serao. dimaksudkan sebagai pertahanan dari gempuran armada spanyol. Hmmm... enak betul mereka bermain mesiu di tanah orang lain. benteng ini semapt dipugar namun pemugarannya menghilangkan keasliaannya, yaitu terowongan bawah tanah yang berhubungan dengan laut...ckckckck..

Friday, March 1, 2013

a Good Day to Tobelo

Monday, February 18 2013

tepat pukul 00.00 WIB sepasang kaki lokal berbalut sepatu buatan lokal sudah menginjak bandara internasional Soekarno-Hatta. Sekali lagi mata, kaki dan pikiran ini akan dimanja dengan jalan-jalan keluar kota oooyeaaahhhh.. SPARRRTAAAANNNN!!!...

tidak banyak yang bisa dilakukan sampai saat pesawat lepas landas pada pukul 1.45 WIB. yaah.. paling-paling check in, godain mbak-mbak yang ngelayanin check in, bayar airport tax, nyuekin mas-mas yang ngelayanin airport tax, sengaja nyakuin HP pas ngelewatin detektor logam, curi-curi pandang mbak-mbak yang meriksa pakai scanner badan karena scanner gate nya bunyi. yaahh pokoknya hal-hal remeh temeh secemeh iteh leh.. (cool rhyme doesn't it?? #jumawa)

pramugari sudah memperagakan gerakan pantomin tentang bagaimana cara menyelamatkan diri dan pesawat tinggal landas, good bye Jakarta welcome Manado!!! yap musti transit dulu di bandara samratulangi Manado. dari pesawat boeing ke pesawat ATR. ngga nyampe sejam pesawat udah nempel di landasan Kuabang Kao Halmahera Utara.
persis di dekat landasan tempat pesawat naik turun ada sebuah bunker yang cukup besar, kalo di konversi ke zaman sekarang mungkin setara tipe 45/90 lah, 1 ruang tamu dan 2 kamar tidur. tercatat bunker ini dipakai sebagai tempat kongkow sekaligus sembunyi tentara jepang pimpinan Jutai, kenapa harus sembunyi?? well..cause nun di Morotai sana gerombolan amrik pimpinan Macarthur were ready to kick their ass out.

selanjutnya adalah perjalanan 2 jam menuju Tobelo. cukup bermodal IDR 50.000/person supir-supir taksi di bandara dengan senang hati mengantar. bagi yang mudah mabuk darat saya cuma punya dua kata dengan 2 tanda seru: Bertahanlah nak!!. sepanjang perjalanan yang berliku-liku deretan nyiur melambai penghasil kopra seakan tarada habisnya, sesekali terlihat babi berseliweran di pinggir jalan.

Tobelo here we come!! kota yang pernah hancur akibat kerusuhan antar agama di akhir 90an ini merupakan gerbang menuju pulau Morotai yang tersohor pada 2012 lewat Sail Morotai nya. pulau ini pula yang rencananya menjadi destinasi utama di perjalanan kali ini. namun sayang seribu sayang, pulau seribu pulau, situasi kondisi toleransi pandangan dan jangkauan tidak memungkinkan untuk mendaratkan kaki ini kesana.

Tuesday February 19 2013

plan B!! tiada akar rotan punjabi. pulau- pulau kecil yang berserakan di sekitar Tobelo jadi sasaran. dengan menyewa ketinting yang bisa di dapat di dekat pelabuhan dan negosiasi pas-pasan ala Tobelo IDR 150.000 disepakati sebagai uang sewa. destination : pulau Tagalaya, activities: snorkeling. plus minus 45 menit dari pelabuhan Tobelo ketinting sudah merapat di pantai Tagalaya, tak jauh dari situ ada spot snorkeling yang bisa dibilang cukup bagus untuk amatiran seperti saya hehehe... walaupun pulau ini getol di gaung-gaungkan oleh dinas pariwisata setempat namun fasilitasnya bisa dibilang minim. so pastikan anda membawa sendiri peralatan snorkeling anda dan usahakan tidak kebelet BAB.

puas di Tagalaya sang nahkoda ketinting mengajukan proposal menarik. sebuah perjalanan roundround mengelilingi gugusan pulau2 lainnya, tapi yang dekat2 aja, kalo yang jauh2 ketinting bisa jadi keriting dilinting ombak laut pasifik yang biking salting. cukup menambah 2 liter gasoline yang bisa di dapat di perkampungan terdekat.

pulau Kakara kecil dan Kakara Besar, Larangane, dan Kumo merupakan lokasi wisata yang sering diserbu wisatawan lokal saat wiken. di pulau Kakara besar ada Diving center yang sepertinya hanya buka di hari libur atau saat ada bookingan. pulau Tulang dengan luas tak lebih dari 1 lapangan bola voli dan 3 pohon kelapa sangat cocok bagi para petualang yang ingin merasakan sensasi terdampar ala Tom hanks di film Castaway tanpa resiko, maklum hanya selemparan pandangan mata dari Tobelo port.

pulau-pulau yang indah, dengan pantai yang sempit dan panjang, tak banyak spot snorkeling yang bisa ditunjukkan sang nahkoda ketinting, beda cerita jika anda ingin diving :).

1 putaran roundround terslesaikan tanpa kekurangan suatu apapun, walau sempat nyaris kehilangan kapal akibat tali tambatan terputus tak kuat menahan tarikan ombak di pulau Larangane, namun berkat kombinasi early warning system berupa teriakan panik penduduk lokal, tatapan tak berdaya saya sebagai penumpang dan kesigapan nahkoda ketinting, kapal berhasil dikuasai kembali kurang dari 5 menit sejak kejadian perkara. well done Capt!!!

dari pelabuhan Tobelo menuju hotel pilihan transportasinya adalah Bentor, sesosok kendaraan hasil perkawinan silang paksa antara becak dan sepeda motor. cukup mbayar IDR 3000 anda akan di antar ke hotel manapun di Tobelo, pokoknya jauh dekat asal masih di area kota tobelo tarifnya ya segitu itu, enak towh!! :)

catatan : Telk*msel merupakan jagoan dan kemungkinan satu-satunya operator yang berhasil memunculkan tanda2 ada sinyal di hape anda meskipun dengan mode senin-kemis. pengalaman rekan sejawat menggunakan operator lain babar blas no signal :)     

Thursday, April 5, 2012

mendaki kembali gunung sumbing

rencana pendakian gunung sindoro lewat jalur Kledung dan turun lewat jalur Tambi trus lanjut ke dataran tinggi dieng, yang sudah disusun seadanya di jakarta gagal total.

kamis malam dari jakarta, kereta api sawunggalih berbandrol rp.150.000 mengantar kami ke kota Semarang. pukul 04.00 am kereta tiba di stasiun Semarang Tawang . selepas salat shubuh, mata melirik alfamart yang anteng mojok di pojokan stasiun. tanpa babibu langsung serbu beli perbekalan. perbekalan beres lanjut ke urusan perut, semangkuk soto depan stasiun jadi pilihan. ajiibbbb!!!

next destination : Sukun, terminal bayangan di semarang, dari sekitar stasiun naik bis bertiket rp.5000 jurusan Sukun, ingat : jurusan Sukun bukan Duren. sampai di sukun bus nusantara yang kami gadang-gadang akan mengantar kami ke Kledung Wonosobo ternyata full booked, lain kali kudu booking jauh2 hari kata mas-mas yang jualan tiket..aaarrrggghhh. okay, saatnya berdiri dipinggir jalan dengan jempol terangkat.bis ekonomi bermerk entah-apa-saya-lupa tertarik melihat jempol kami. bis berhenti dan kami pun naik. tak berapa lama salahsatu ban bis mengalami trouble. bis berhenti dan kami pun turun.. aarrggghhhh.. masalah ban beres bis meraung kembali menaklukan jalanan menanjak ambarawa. setelah 2,5 jam dan rp 15.000 kami tiba di kledung.

sekitar 100 meter dari jalan raya kami sampai di basecamp pendaki gunung sindoro. seorang pria keluar menyambut kami dan memberi kabar bahwa pendakian di gunung sindoro ditutup. apaaaaaa !!! yap, mengingat kondisi gunung sindoro yang aktif mengeluarkan gas beracun, pendakian menuju puncak gunung sindoro tidak diperkenankan. ugh... pikiran langsung melayang ke beberapa waktu yang lalu ketika saya bersama rombongan senior epik gagal mendaki gunung sindoro akibat terlalu lama di sumbing. but show must go on brother.. setelah di timbang-timbang baik dan buruknya diputuskan untuk mendaki gunung sumbing yang memang persis berada di sebelahnya.

basecamp pendaki gunung sumbing terletak di dusun garung sekitar 200 meter dari jalan raya. disini rupanya sudah banyak para calon pendaki yang berkumpul, entah yang memang berniat mendaki gunung sumbing ataupun sekedar limpahan dari kegagalan mendaki gunung sindoro seperti kami ini. cukup biaya administrasi dan kebersihan sebesar rp. 5000 para pendaki sudah bisa menikmati fasilitas basecamp.


lepas shalat jum'at, pendakian dimulai. jalur pendakian yang terbuka memastikan terik matahari sampai dengan leluasa di kulit yang memang sudah tak seputih santi ini. target kami malam ini ngecamp di Pstan. sebuah tempat terbuka dengan kondisi agak miring yang cukup luas. setelah susah payah melawan kantuk, lelah dan dingin sampai juga kami di Pstan. langsung tenda digelar, sleeping bag ditebar, tidoorr!!

paginya cuaca cerah kembali. di sebrang sana terlihat gunung sindoro dengan asap tipisnya. suasana yang pas untuk bernarsis ria. berhubung saya udah pernah ke puncak gunung sumbing ini maka saya mendaulat diri saya sendiri untuk menjaga barang-barang, sementara rekan-rekan yang lain melakukan summit.
ahhh...sungguh indah memang ciptaan sang Maha Kuasa, cukup gundukan tanah dengan dibumbui awan-awan tipis sudah mampu membuat mata ini tersekima..terkesima.


jam setengah 2 siang kawan-kawan sudah kembali dari puncak. setelah packing langsung meluncur turun. target hari ini menginap di basecamp, karna keesokannya dataran tinggi tieng sudah menunggu.

NB: cerita di dieng kapan2 saya ketik yah

see u again Sumbing

  

Tuesday, March 1, 2011

rindu zaman dahulu

aku rindu saat-saat itu
saat-saat tertawa bersamamu kawan
di teras tenda-tenda itu
saat kita mengelilingi api unggun yang kita buat
yang kayunya kita kumpulkan dari dahan-dahan yang patah

aku rindu saat-saat itu
saat waktu makan kan tiba
dan kita mulai mengolah bahan makanan kita yang tak seberapa itu
dan kita duduk-duduk bersama menyantapnya di atas rumput-rumput itu

aku rindu riak canda itu
aku rindu menjalaninya bersamamu kawan
aroma pinus dan gelapnya malam
menemani kita menghabiskan malam
dan di pagi hari embun-embunitu menyambut kita

aku rindu
aku rindu
aku sangat rindu kenangan itu



Sunday, January 23, 2011

solusi mengurai macet (usul sang supir bis 46)

jakarta, ibu kota Indonesia, kota metropolitan dengan aneka ragam orang yang datang dari berbagai kasta, kota yang menyimpan seribu satu peluang dan kota yang menyimpan seribu satu masalah.

Macet!!! itu lah salah satu masalah yang sedari dulu hingga sekarang intensitasnya makin menggila di beberapa titik.

"sebenarnya gampang aja, mo dibuat macet bisa, mau dibuat lancar bisa" ucap sang supir bis 46. tak sengaja aku mendengar obrolan sang supir dengan kawannya. "naikkan pajak kendaran pribadi, 10 kali lipat dari sekarang, sepi sudah jalanan" sang supir berucap lagi. "bayangkan aja, sehari mobil terjual sejuta, motor 10 juta, gimana gak penuh jalanan" tambah sang supir. dalam hati aku mengangguk setuju.

pertumbuhan jalan tidak bisa mengimbangi pertumbuhan kepemilikan kendaraan yang meningkat pesat. akibatnya jalanan semakin penuh, polusi bertambah, pendapatan penyedia jasa transportasi umum semakin menipis, waktu produktif hasbis dijalan kena macet. so.. bagaimana kalo kita naikkan pajak untuk kendaraan pribadi 10 kali lipat dari sekarang???

Tuesday, September 21, 2010

Gatot Subroto Pukul 5 Sore

Hujan masih mengguyur Jakarta sejak siang hingga sore. dari balik jendela lantai 8 kulihat deretan kendaraan yang merayap pelan berusaha menembus kemacetan ditengah guyuran hujan. jakarta macet!! hufff.... cerita lama, kawan mana di nusantara ini yang tak tahu kalo jakarta identik dengan macet, ini jakarta bung!!! yah seperti itulah kira-kira.

pukul 5 sore, beberapa teman langsung berlari ke mesin absen, turun ke basement parkir, menyalakan kontak starter, tancap gas dan bersabar dengan kemacetan. beberapa lagi tetap duduk di kursinya, menunggu magrib tiba katanya, sambil berharap saat itu jalanan sudah mulai bersahabat.

hujan sudah reda. kuambil sepedaku dan mulai menggowes mengukur jalan. jalan protokol yang lebar itu serasa sempit oleh berbagai macam kendaraan yang rapat berjejer terjebak macet diatasnya. tahukah kawan..kemacetan membuat konsumsi bahan bakar meningkat, bahan bakar meningkat maka otomatis polusi bertambah, polusi bertambah mengakibatkan suhu bumi naik, kalo suhu bumi naik maka es abadi jadi lebih cepat mencair, kalau sudah begitu maka tenggelamlah kita. hemm....andaikan saja semua orang yang ada di jalan ini naik sepeda.

Wednesday, July 28, 2010

manjakan aku dengan rinjani-Mu

akhirya setelah lima hari berada di pulau lombok aq kembali lagi ke jakarta. kembali ke rutinitas sebagai pencari nafkah untuk diriku sendiri (ya namanya juga masih single) :). dalam kepalaku masih terbayang jelas setiap momen dalam perjalanan yang ku lalui untuk menggapai puncak gunung berapi tertinggi kedua diindonesia.

berawal dari kerinduan untuk bermain dialam bebas, aku menerima ajakan seniorku di dunia pendakian, sebut saja namanya teh epik, untuk mendaki gunung rinjani di pulau lombok nusa tenggara barat. gunung rinjani ini sering kudengar dari kawan-kawan yang pernah kesana kabarnya memiliki panorama yang luar biasa indah.

sempat ketar-ketir untuk urusan cuti, alhamdulillah semua cuti di approval oleh atasan yang baik hati, termasuk izin untuk pulang cepat pada kamis siang(I love u BOss). berangkat dari kos dengan menggunakan bis jurusan blok M aku turun di pull damri, dari sini aku bersama teman satu timku franklin menuju bandara soetta menggunakan bis DAMRI. sampai di soetta ternya rio yang datang dari cilegon sudah menunggu, kemudian datang berturut-turut epik dan erwin. setelah meyelesaikan urusan chek-in dan bagasi kami sempatkan mengisi perut terlebih dahulu di solar*a.

penerbangan soekarno-hatta (cengkareng) - ampenan(mataram) menggunakan pesawat Li*n air. dengan resiko ngga dapat snacks airlines ini lumayan murah . sampai di mataram kami langsung disambut oleh chandra yang datang dari flores dan telah tiba terlebih dahulu di mataram, selain itu ada juga locker dan cubon, duo lokal dari oasistala yang akan mengguide kami selama pendakian ke rinjani. dengan menumpang mobil yang sudah di siapkan oleh locker kami menuju kecamatan selong kabupaten lombok timur dan singgah sejenak di markas oasistala untuk say hello dan berkenalan dengan kawan-kawan dari oasistala. setelah puas mengobrol dengan para penghuni markas kami langsung bergegas ke basecamp gema alam yang menjadi tempat peristirahatan kami malam itu.

paginya kami berbelanja logistik kemudian packing dan bersiap untuk berangkat. mobil angkot yang dikenal dengan sebutan "carry pindang" mengantarkan kami sampai ke pasar aikmel. disini kami berganti kendaraan dengan mobil pick up jurusan desa sembalun. jalan menuju sembalun tergolong bagus untuk ukurannya, dikanan kiri jalan yang berkelok-kelok mendaki kita bisa melihat perkebunan, kemudian hutan dan monyet2nya yang lucu yang turun ke jalan. kita juga disuguhi pemandangan indah dari lereng-lereng perbukitan yang mengelilingi desa sembalun.

pelawangan sembalun
sampai di sembalun sekitar jam setengah satu siang. setelah solat dan ritual doa bersama kami mulai melangkahkan kaki memasuki areal lereng gunung. padang savana menyambut kami,kemudian melewati hutan dan kembali savana menghampar di depan mata, waktu semakin sore dan kami pun mendirikan tenda di pos II. dari pos II ke pos III kami masih menyusuri sabana dengan jalur yang landai. lepas dari pos III jalan mulai mendaki naik turun bukit sampai ke bukit terakhir yang dinamakan bukit plawangan sembalun. dari sini kita bisa melihat danau segara anak dan gunung agung bali di kejauhan arah barat. kami mendirikan tenda disini.

02.00 WIT. summit attack. hawa dingin dan angin yang kencang menerpa tenda jelas-jelas membuat malas keluar dari gulungan sleeping bag yang nyaman. menghindari resiko kesiangan dan kepanasan di puncak ya dipaksakan saja memakai sepatu, pakai jaket, pakai celana lapangan. secangkir kopi hangat dan sebongkah roti mengawali perjalanan pagi ini menuju puncak. jalur pendakian dari plawangan sembalun ke puncak merupakan jalan mendatar setapak yang kanan-kirinya adalah jurang, beberapa meter menjelang puncak jalanan mulai menanjak, pasir muntahan aktifitas vulkanologi gunung Rinjani menjadi pijakan, tidak stabil.

kaki ini sudah menyentuh puncak pada saat fajar mulai tampak. para pendaki yang sudah berada di puncak mulai mengatur tempat duduk bersiap-siap menyaksikan momen luar biasa bernama Sunrise alias matahari terbit. perlahan namun pasti sang mentari menampakkan diri tanpa malu-malu, mungkin karena sudah terlalu sering dia melakukan aktifitas sunrise setiap harinya. indah..sangat indah. terlihat puncak gunung Agung dan gunung semeru menyembul diatas awan.

puncak
selesai acara nobar Sunrise dilanjutkan acara foto-foto narsis.. angin masih kuat berhembus tapi jangan sampai semangat berfoto ikut terhembus :).

puas menikmati panorama fantastis dari puncak aku bergegas turun. segara anakan sudah menanti untuk di kunjungi. dari plawangan sembalun berjalan turun menyusuri jalanan yang kadang tertutup kabut. setengah jam berjalan pinggiran segara anakan sudah dicapai. sejuk dan damai, serasa merdeka, serasa orang paling sukses di dunia.

di tengah segara anakan  terdapat gunung jari, sebuah gunung baru hasil aktivitas vulkanik yang masih aktif seperti induknya. tenda kembali digelar, kompor dinyalakan, kopi diseduh, ambil gitar dan kita bernyanyi ala richard and the gilis:

lombok I love you
manjakan aku dengan alam mu 
lombok I love you
semai rinduku untuk kembali lagi